Jumat, 07 Oktober 2011

TARUNA KARYA

Sebagai Remaja Rukun Warga secara otomatis dijadikan sebagai anggota Tarka apalagi kalo mau menghadapi event HUT RI dimana kegiatan ini membutuhkan banyak anggota remaja putra putri, kalo orang-orang tua sendiri biasanya jadi penasihat, pelindung ataupun penanggung jawab.

Setelah saya berkeluarga dilingkungan dimana saya tinggal, remaja putra putri hanya beberapa saja, so kepanitiaan dikuasai oleh Bapak-bapak dan Ibu ibu. Sebetulnya kami ini belum merasa tua. Masing-masing baru punya anak balita kalo patokan rambut masih pada hitam belum pada beruban, Cuma karena sudah punya anak sebutannya Bapak Atau Ibu.

Kepanitiaan diusia bapak-bapak ini terasa lebih seru, artian bapak-bapak dilingkungan kami siap beradu fisik jika ada remaja yang mau bikin onar. Dan kami selalu menang tanpa ada ancaman. Mungkin karena remaja-remaja yang bikin onar itu menganggap kita bukan tandingannya sehingga merrekapun nurut dan patuh.

Semasa remaja – saat jadi panitia Hut RI – saya punya kisah pengalaman licik. Waktu itu di RW kami mengadakan Bazar baik makanan atau pakaian. Pembeliannya pake kupon yang ditukar dengan uang di panitia tentunya, dan setiap kupon ada sobekannya, separuh untuk dibelanjakan dan separuh untuk dipegang karena setiap kupon ada nomornya yang nantinya akan diundi untuk mendapatkan berbagai macam hadiah. Yang paling heboh hadiahnya TV 14 inch. Waktu itu ini sudah mewah.

Dan rencanapun diatur oleh panitia dan ditentukanlah siapa pemenangnya, yaitu panitia sendiri. Maksudnya hanya sandiwara atau bohongan. Namun saat pengumuman terjadi salah ucap disebutkanlah nomor yang lain, dan tentu ucapan tidak bisa ditelan lagi apalagi sudah diucapkan sampai tiga kali. Awalnya sih panitia yakin pemenangnya adalah yang ditentukan namun tiba-tiba yang naik ke panggung bukanlah orang yang dimaksud dan nomor kuponnyapun sesuai. Itulah Derita seorang Pecundang.

Akhirnya kami harus mengganti Televisi kawan kami yang dijadikan hadiah. TV bekas kelihatan baru. Untung kami hanya para lakon sedang dalangnya adalah para orangtua. Si Ketua dan Si Penanggung jawab. Merekalah yang harus mencari dana untuk membayar ganti rugi. Biarlah, kalo mereka dapat uang juga – kami sang lakon – tidak kebagian jatah. Anak kencur tahu apa. Diberi makan juga senang. Emang ayam, rasain tu…….. lho ko benci? Habisnya orangtua ngajarin gak bener. Tak patut dicontoh. So buat readers jangan dicontoh – dosa – fair play aja.


1. I N G E
2. NOVY ELVIRAY
3. T I N Y
4. M A R I S A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar