Jumat, 07 Oktober 2011

E L E C T R O N I C

Sewaktu duduk di bangku SMP, saya ikut pilihan terkait Elektro. Disini saya diajarkan tentang komponen dan bagaimana membuat PCB. Kemudian disuruhnya membuat Bel Burung.

Selain disekolah. Dirumahpun ada Paman yang gemar mengotak atik elektro padahal dia seorang guru (bukan guru elektro), maka sayapun menimba ilmu (bukan menimba sumur).
Dilingkungan tetangga waktu itu Booming Intercom, maka kembali saya merakit Intercom. Biayanya tentu jauh lebih murah dibandingkan membeli. Disini saya bertemu dengan para pakar elektro. Sebut saja Kang Geng dan Tobing. Dirumahnya saya belajar karena fasilitasnya lengkap. Maklum mereka menerima Service elektronik. Selain itu mereka juga menerima Order dari temannya merakit Mobile Phone.

Jadi pada waktu itu pebisnis-pebisnis hanya menggunakan Telepon Mobil dan benar benar dipasang dimobil biar mudah chargernya. Tak heran kalo pada waktu itu mobil banyak antenanya. Antenna radio, Antena komunikasi jarak jauh seperti Orari dan Antena Telepon Mobil. Kebayangkan ramainya mobil dengan antenna yang minimum tingginya satu meter. Bersyukurlah kita Manusia diciptakan ALLAH dengan kelebihan berpikirnya.

Lalu segede apa sih tyeleponnya. Saya diajaknya ke Toko Tas. Dibelinya tas koper yang kalo dipilem-pilem suka dipakai transaksi nyimpen duit. Tas besar berbentuk kotak dan tebal. In English is suitcase I think. Didalam tas itulah dirakit sebuah telepon. Kasarnya sih telepon rumah dimasukin tas koper Cuma tidak pake kabel pan sudah diganti antenna.

Hobi saya akan elektronik ini tidak berkembang, karena satu kelemahan saya yaitu Takut Kesetrum , sejak perpindahan Voltage dari 110 ke 220 Volt banyak cerita-cerita yang menakutkan. Jadi aja pengecut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar