Sabtu, 08 Oktober 2011

RIDING B I K E

Saya punya pengalaman bersepeda yang menyakitkan bersama teman-teman oraganisasi PMR. Malam itu malam tahun baru, dimana kami anggota PMR bersepeda berkeliling kota menyambut datangnya tahun baru.

Diperjalanan didaerah Dago sekitar jalan Trunojoyo tiba-tiba muncul segerombolan pemuda yang berjalan kaki hamper memenuhi ruas jalan. Saat itu saya berada didepan dan adik-adik PMR yang perempuan dibelakang. Disanalah segerombolan Pemuda itu mencolek-colek adik-adik PMR saya. Dan saya hanya bisa melihat tanpa berkata-kata. Andai hanya beberapa orang tentu saya sudah menghajarnya. Ini segerombolan. Saya terpaku. Walau kejadiannya sebentar tapi itu benar-benar menyakitkan saya . saya kapok. Saya tidak akan setuju lagi andai acara ini diadakan lagi/ untuk adik-adik PMR. Saya minta maaf. Maaf yang sesungguhnya atas kejadian yang menimpa itu Please forgive me, I don’t know what to do…Please forgive me, I can’t stop that gerombolan….

Selain hal yang menyakitkan ini, saya punya pengalaman yang mengharukan yaitu saat bersepeda menuju Lembang menyisir bukit Dago membelah gunung.

Pada awal perjalanan dari buahbatu menuju dago, kami masih bercanda ria, namun dari dago menuju Maribaya yang ada hanyalah kecapean. Bagaimana tidak, saat kami menyisir bukit, hujan turun dengan derasnya. Petirpun menyambar melintas didepan mata disertai tiupan angina yang begitu kuat. Ada perasaan takut kala melihat pohon-pohon bergoyang ditiup angina. Kamipun kebingungan karena tiada tempat untuk berteduh, karena kalo sudah ditengah gunung tak ada lagi rumah penduduk. Pada waktu itu.

Terpaksa kami terus melanjutkan perjalanan walau medan terasa semakin berat. Hampir mau pingsan . saya harus mengeluarkan tenaga extra. Hujan yang deras terus mendera tanah menjadikan tanah semakin lembek dan becek, membuat tanah gunung itu lengket di ban-ban sepeda kami, otomatis tidak berputar, alhasil harus didorong, dengan sekali-sekali membersihkan tanah yang lengket di ban tak hirau lagi dengan air hujan yang terus mengguyur kami, dan tak hirau pula dengan keadaan kami yang kotor karena harus jatuh bangun berguling ditanah. Iya gitu.

Akhirnya sampai pula kami dijalan raya Maribaya Lembang, hujanpun mulai mereda, namun perjalanan baru setengahnya, yang setengahnya adalah perjalanan menuju pulang.

Menyusur jalan raya. Perasaan lega. Medan berat sudah dilalui, namun tenaga sudah benar-benar terkuras apalagi buat perempuan. Rika, Devy, Nidia, Yuli. Mereka sudah Nampak tak kuat lagi. Sesampainya di terminal Lembang, saya dan Mickey memutuskan untuk mencarter mobil angkot (angkutan kota) untuk pulang. Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa. Touring Bersepeda melintas gunung bersama teman-teman PMR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar